Arsitektur Hijau (Green Architecture)
Arsitektur hijau mengisyaratkan meminimalisir
penggunaan material non-renewable atau
bahan-bahan yang dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan
manusia. Dekorasi dan
perabotan tidak perlu berlebihan, sanitair lebih baik, desain hemat energi,
kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang sesuai kebutuhan, bahan bangunan
berkualitas dan konstruksi lebih kuat, serta saluran air bersih.
Keterbukaan antar ruang yang mengalir dinamis.
Contohnya teras-teras lebar (depan, samping, belakang), ketinggian lantai yang cenderung rata sejajar, distribusi void-void, pintu dan jendela tinggi lebar dari plafon hingga lantai dilengkapi jalusi (krepyak), dinding transparan (kaca, glassblock, fiberglass, kerawang, batang pohon), atap hijau (rumput) disertai skylight.
Penempatan jendela, pintu, dan skylight bertujuan memasukkan cahaya dan udara secara tepat, bersilangan, dan optimal pada seluruh ruangan.
Keterbukaan antar ruang yang mengalir dinamis.
Contohnya teras-teras lebar (depan, samping, belakang), ketinggian lantai yang cenderung rata sejajar, distribusi void-void, pintu dan jendela tinggi lebar dari plafon hingga lantai dilengkapi jalusi (krepyak), dinding transparan (kaca, glassblock, fiberglass, kerawang, batang pohon), atap hijau (rumput) disertai skylight.
Penempatan jendela, pintu, dan skylight bertujuan memasukkan cahaya dan udara secara tepat, bersilangan, dan optimal pada seluruh ruangan.
Prinsip dari arsitektur berkelanjutan
tersebut adalah:
“small is beautiful, heat with the sun,
keep your cool, let nature cool your food, be energy efficient,
conserve water, use local material, use natural material, save
the forests, recycle material, build to cast, grow your
food, and share facilities”.
designed by Wijaya Architec |
designed by Wijaya Architec |
designed by Wijaya Architec |
designed by Wijaya Architec |
designed by Wijaya Architec |